Aku hanyalah seorang anak manusia yang sangat lemah, hati; jiwa; pikiran; dan jasmaninya.
Aku tak bisa menenangkan diriku sendiri bila gundah. Mungkin berpikir sudah, namun semu dan kembali resah.
Aku adalah manusia rendah dan terhina. Yang hanya punya dosa.
Aku adalah pendosa, tak kenal siapa aku dan untuk SIAPA aku ada.
Aku yang tak henti mengumbar birahi dan kesenangan mendengar jerit erang suara hati.
Aku yang bernyawa, hampir sia-sia.
Aku bukanlah dewa, karena itulah dewa tak pernah ada. Keangkuhan-aku adalah jejak aku di tanah, yang mudah dihapus dan dijejak kembali.
Aku tak mampu mengubah masa lalu, aku tak pernah ingin mengulang masa lalu.
Aku tak bisa memenangkan hati yang aku cintai, atau hanya berpaling melihat yang mencintai aku. Aku adalah yang mencintai, namun tak tahu mengapa aku dicintai.
Aku adalah cinta yang tak berarti, adalah khayalan kebahagiaan abadi.
Aku adalah cinta yang keji.
Aku adalah manusia Tuhan yang menghamba
Aku tak bisa menenangkan diriku sendiri bila gundah. Mungkin berpikir sudah, namun semu dan kembali resah.
Aku adalah manusia rendah dan terhina. Yang hanya punya dosa.
Aku adalah pendosa, tak kenal siapa aku dan untuk SIAPA aku ada.
Aku yang tak henti mengumbar birahi dan kesenangan mendengar jerit erang suara hati.
Aku yang bernyawa, hampir sia-sia.
Aku bukanlah dewa, karena itulah dewa tak pernah ada. Keangkuhan-aku adalah jejak aku di tanah, yang mudah dihapus dan dijejak kembali.
Aku tak mampu mengubah masa lalu, aku tak pernah ingin mengulang masa lalu.
Aku tak bisa memenangkan hati yang aku cintai, atau hanya berpaling melihat yang mencintai aku. Aku adalah yang mencintai, namun tak tahu mengapa aku dicintai.
Aku adalah cinta yang tak berarti, adalah khayalan kebahagiaan abadi.
Aku adalah cinta yang keji.
Aku adalah manusia Tuhan yang menghamba