Perlahan aku mulai tahu
Satu kata yang terucap
Ku nanti dua tahun berlalu
Tentang rasa di hatimu untukku
Telaga sunyi jadi saksi
Betapa aku mengharapmu selama ini
Aku tanya jujur dimatamu
Berbisik lembut mengenai Hatimu
Apakah kau mencintaiku?
Kau jawab pelan
Ya, aku mencintaimu
Kita tak mungkin bersatu
Kau bak permata tiada tara
Sedangkan aku
Hanya pengemis cintamu
Makan apa anak kita kelak
Jika aku tidak mendulang emas
Nantilah aku
Esok jika aku mampu
Pinangmu dengan Jadinya diriku
Satu kata yang terucap
Ku nanti dua tahun berlalu
Tentang rasa di hatimu untukku
Telaga sunyi jadi saksi
Betapa aku mengharapmu selama ini
Aku tanya jujur dimatamu
Berbisik lembut mengenai Hatimu
Apakah kau mencintaiku?
Kau jawab pelan
Ya, aku mencintaimu
Kita tak mungkin bersatu
Kau bak permata tiada tara
Sedangkan aku
Hanya pengemis cintamu
Makan apa anak kita kelak
Jika aku tidak mendulang emas
Nantilah aku
Esok jika aku mampu
Pinangmu dengan Jadinya diriku
Sebuah puisi yang sengaja saya tulis sebagai hasil perenungan terhadap kehidupan yang sesungguhya, bercerita tentang seorang lelaki yang sudah lama memendam cinta terhadap seorang wanita yang sangat di cintainya sampai sepatah kata pun tidak pernah dia ucapkan selama bertahun-tahun. Sampai akhirnya dia sanggup mengungkapkan kata itu kepada wanita tersebut tapi akhirnya nasib berkata lain, si cewek masih belum siap menerima cintanya karena masih ingin mendulang kesuksesan. Tak berhenti dari itu si cowok sebenarnya tak ingin mencintai karena belum sukses. padahal dalam perasaan si cewek juga memendam rasa cinta kepada cowok tersebut.
Satu hal yang yang dapat kita petik dari cerita tersebut adalah Berjuanglah demi Masa depanmu dan Cintamu kelak hidupmu akan bahagia.
by. KanJeng Pan$er
