Bukan musim tanam padi,
engkau datang dan memalingkan muka
terdiri di pematang sawah kering,
seulas senyummu, bagai ketegaran burung bangau
menanti hujan.
Adakah yang salah ketika engkau datang,
tanah tempat kita bermain dulu berubah gersang.
hilang rumputan hijau, tanpa capung-capung merah.
hanya pematang kering dan langit yang masih sama biru.
Perempuanku..
selamat datang di tanah yang hilang petaninya
hilang kerbau, hilang gubuk di tengah sawah.
namun ada sedikit kelegaan ;
engkau masih ingat untuk datang
dengan senyum yang sama,
dengan rona wajah yang tidak berubah.
Ini adalah tanah tempat kita bermain waktu kecil,
ketika kita sama-sama berlarian,
mencari siput di parit pematang sawah,
menangkap ikan-ikan kecil dan
kadang saling berlemparan lumpur-lumpur
sambil bercanda dan saling mengejek dengan jenaka.
ada satu hal yang paling kuingat,
saat itu adalah sore menjelang senja,
kita menangkap dua ekor capung merah,
engkau lepaskan pita biru yang mengikat rambutmu,
kemudian engkau putus menjadi dua,
bersama kami ikatkan di ekor capung merah dan
melepaskannya terbang kembali ke langit sore yang bergurat jingga.
kala itu engkau mengatakannya kepadaku;
“biar dua capung itu sampai kapan pun tetap bersahabat seperti kita
karena telah kuberikan pita biruku untuknya”
Sejenak kami bertatap pandang,
sesaat buyar lamunan masa kanak-kanak
pecah senyum kami menjadi tawa riang
yang entah akan kami terjemahkan seperti apa.
Ada sejumput masa lalu yang telah kembali,
walau hanya kenangan dan ingatan yang sesaat.
(Jogjakarta/Januari/2011/Katjha)
Gabung yuks!!
Puisi Terbaru
Puisi Terpopuler
- PANTUN BAHASA JAWA LUCU MENARIK
- PUISI BAHASA JAWA
- Puisi Permintaan Maaf Kepada Kekasih
- PUISI Untuk Sang Mantan Kekasih
- kumpulan kata-kata cinta terindah – kata kata bijak – ayat ayat cinta – motivasi – kata cinta-kata romantis – kata kata mutiara – kata mesra
- PUISI UCAPAN SELAMAT PAGI
- Puisi Ucapan Selamat Sore
- PUISI SELAMAT MALAM DAN SELAMAT TIDUR
- Arti Selingkuh
- Aku Ingin Memilikimu