RSS Feed

Perempuanku

Posted by Unknown Label:

Bukan musim tanam padi,

engkau datang dan memalingkan muka

terdiri di pematang sawah kering,

seulas senyummu, bagai ketegaran burung bangau

menanti hujan.



Adakah yang salah ketika engkau datang,

tanah tempat kita bermain dulu berubah gersang.

hilang rumputan hijau, tanpa capung-capung merah.

hanya pematang kering dan langit yang masih sama biru.



Perempuanku..

selamat datang di tanah yang hilang petaninya

hilang kerbau, hilang gubuk di tengah sawah.

namun ada sedikit kelegaan ;

engkau masih ingat untuk datang

dengan senyum yang sama,

dengan rona wajah yang tidak berubah.



Ini adalah tanah tempat kita bermain waktu kecil,

ketika kita sama-sama berlarian,

mencari siput di parit pematang sawah,

menangkap ikan-ikan kecil dan

kadang saling berlemparan lumpur-lumpur

sambil bercanda dan saling mengejek dengan jenaka.

ada satu hal yang paling kuingat,

saat itu adalah sore menjelang senja,

kita menangkap dua ekor capung merah,

engkau lepaskan pita biru yang mengikat rambutmu,

kemudian engkau putus menjadi dua,

bersama kami ikatkan di ekor capung merah dan

melepaskannya terbang kembali ke langit sore yang bergurat jingga.

kala itu engkau mengatakannya kepadaku;

“biar dua capung itu sampai kapan pun tetap bersahabat seperti kita

karena telah kuberikan pita biruku untuknya”



Sejenak kami bertatap pandang,

sesaat buyar lamunan masa kanak-kanak

pecah senyum kami menjadi tawa riang

yang entah akan kami terjemahkan seperti apa.

Ada sejumput masa lalu yang telah kembali,

walau hanya kenangan dan ingatan yang sesaat.

(Jogjakarta/Januari/2011/Katjha)

Dari mana aja

blogger web statistics
Literature W3 Directory - the World Wide Web Directory